Pada saat menulis cerpen, kita harus cermat dalam pemilihan kata. Hal ini
dikarenakan terbatasnya durasi dan lingkup cerita dalam sebuah cerpen. Untuk
itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan, agar cerpen yang kita buat memiliki cerita yang jelas serta
dipahami oleh pembaca. Berikut ini adalah paparannya:
·
Pemilihan Topik/Tema
Topik atau tema adalah ide cerita dari sebuah tulisan, dan biasanya mengandung pesan, nilai-nilai atau tujuan yang akan disampaikan kepada pembaca. Tema ini pula yang menjadi benang merah yang menghubungkan awal dan akhir dari sebuah cerita. Karena durasi cerpen yang pendek, maka apapun yang kita tulis harus disesuaikan dengan tema agar cerita tidak melantur kemana-mana.
Topik atau tema adalah ide cerita dari sebuah tulisan, dan biasanya mengandung pesan, nilai-nilai atau tujuan yang akan disampaikan kepada pembaca. Tema ini pula yang menjadi benang merah yang menghubungkan awal dan akhir dari sebuah cerita. Karena durasi cerpen yang pendek, maka apapun yang kita tulis harus disesuaikan dengan tema agar cerita tidak melantur kemana-mana.
·
Pengaturan Durasi (Tempo Waktu)
Cerpen yang efektif akan berisi cerita dengan tempo waktu yang pendek. Biasanya cerita sebuah cerpen hanya berkisar tentang satu kejadian yang dialami oleh si tokoh cerita. Bisa jadi isi ceritanya hanya terjadi dalam satu hari atau beberapa jam saja, tidak seperti menulis novel yang bisa menuliskan kehidupan tokoh cerita dari mulai bayi hingga tua. Karena waktu yang singkat inilah, usahakan agar kejadian yang kita ceritakan bisa sesuai dengan tema cerita.
Cerpen yang efektif akan berisi cerita dengan tempo waktu yang pendek. Biasanya cerita sebuah cerpen hanya berkisar tentang satu kejadian yang dialami oleh si tokoh cerita. Bisa jadi isi ceritanya hanya terjadi dalam satu hari atau beberapa jam saja, tidak seperti menulis novel yang bisa menuliskan kehidupan tokoh cerita dari mulai bayi hingga tua. Karena waktu yang singkat inilah, usahakan agar kejadian yang kita ceritakan bisa sesuai dengan tema cerita.
·
Penentuan Setting
Karena ini adalah cerita pendek, maka jumlah kata yang akan kita tulis juga terbatas. Untuk itu setting atau lokasi kejadian yang kita tentukan haruslah tepat dan mendukung jalannya cerita. Tidak perlu banyak membuat setting, karena akan membuat jalan cerita mengambang alias tidak jelas. Misal untuk menulis cerita tentang kisah cinta pertama, kita bisa mengambil lokasi di sekolah, atau kampus, atau tempat kerja dan rumah si cewek. Jadi tidak perlu kita menceritakan kejadian saat ketemu di toko buku, pasar, taman, mall, food court dan lainnya.
Karena ini adalah cerita pendek, maka jumlah kata yang akan kita tulis juga terbatas. Untuk itu setting atau lokasi kejadian yang kita tentukan haruslah tepat dan mendukung jalannya cerita. Tidak perlu banyak membuat setting, karena akan membuat jalan cerita mengambang alias tidak jelas. Misal untuk menulis cerita tentang kisah cinta pertama, kita bisa mengambil lokasi di sekolah, atau kampus, atau tempat kerja dan rumah si cewek. Jadi tidak perlu kita menceritakan kejadian saat ketemu di toko buku, pasar, taman, mall, food court dan lainnya.
·
Pemilihan Tokoh
Sebuah cerpen cukup memiliki maksimal 4 tokoh saja untuk menjaga efektivitas cerita. Terlalu banyak tokoh akan membuat cerita menjadi kabur. Dari tokoh-tokoh tadi, kita harus memilih tokoh utama yang akan menjadi fokus cerita yang kita buat. Tidak perlu terlalu panjang lebar dalam menjelaskan para tokoh, cukup singkat saja karena ini hanyalah sebuah cerita dengan durasi yang pendek.
Sebuah cerpen cukup memiliki maksimal 4 tokoh saja untuk menjaga efektivitas cerita. Terlalu banyak tokoh akan membuat cerita menjadi kabur. Dari tokoh-tokoh tadi, kita harus memilih tokoh utama yang akan menjadi fokus cerita yang kita buat. Tidak perlu terlalu panjang lebar dalam menjelaskan para tokoh, cukup singkat saja karena ini hanyalah sebuah cerita dengan durasi yang pendek.
·
Penyisipan Dialog
Meski ini adalah sebuah cerita pendek, namun ceritanya menjadi kurang bermakna jika hanya berisi narasi tanpa dialog. Dialog adalah pendukung yang akan menguatkan karakter tokoh dan mempertegas jalan cerita. Namun perlu berhati-hati dalam menyisipkan dialog ini, jangan sampai terlalu panjang. Buat saja dialog yang bisa sejalan dengan tema. Jika terlalu melebar, lebih baik dialog yang tidak penting dihapus saja.
Meski ini adalah sebuah cerita pendek, namun ceritanya menjadi kurang bermakna jika hanya berisi narasi tanpa dialog. Dialog adalah pendukung yang akan menguatkan karakter tokoh dan mempertegas jalan cerita. Namun perlu berhati-hati dalam menyisipkan dialog ini, jangan sampai terlalu panjang. Buat saja dialog yang bisa sejalan dengan tema. Jika terlalu melebar, lebih baik dialog yang tidak penting dihapus saja.
·
Pembuatan Alur Cerita
Untuk membuat cerpen yang bisa membuat pembaca akan mengikuti jalannya cerita sampai akhir, sebaiknya kita membuka dengan sebuah paragraf yang menarik. Alur cerita selalu dimulai dengan pembuka, kemudian inti/isi cerita dan diakhiri dengan penutupan (ending). Karena dibatasi dengan durasi yang pendek, maka sebisa mungkin kita membuat alur cerita yang singkat dan jelas. Tidak perlu memutar-mutar cerita sehingga terkesan bertele-tele, yang membuat ending cerita tidak bisa klimaks. Meskipun kita membuat alur ceritanya singkat dan jelas, tapi tetap usahakan agar pembaca tidak bisa menebak akhir cerita secara dini (istilahnya (twice ending). Kita harus pandai membuat cerita yang membuat pembaca penasaran dan selalu menebak-nebak hingga terus membaca hingga akhir cerita.
Untuk membuat cerpen yang bisa membuat pembaca akan mengikuti jalannya cerita sampai akhir, sebaiknya kita membuka dengan sebuah paragraf yang menarik. Alur cerita selalu dimulai dengan pembuka, kemudian inti/isi cerita dan diakhiri dengan penutupan (ending). Karena dibatasi dengan durasi yang pendek, maka sebisa mungkin kita membuat alur cerita yang singkat dan jelas. Tidak perlu memutar-mutar cerita sehingga terkesan bertele-tele, yang membuat ending cerita tidak bisa klimaks. Meskipun kita membuat alur ceritanya singkat dan jelas, tapi tetap usahakan agar pembaca tidak bisa menebak akhir cerita secara dini (istilahnya (twice ending). Kita harus pandai membuat cerita yang membuat pembaca penasaran dan selalu menebak-nebak hingga terus membaca hingga akhir cerita.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar